TEMPO/Arif Fadillah

TEMPO Interaktif, Jakarta - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia memberikan fasilitas ekspor kepada kelompok usaha kecil, dan menengah eksportir. "Sebanyak 14 UKM dari Solo menerima fasilitas pembiayaan dari LPEI," kata Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu, dalam konferensi pers rapat kerja Kementerian Perdagangan di Jakarta, Kamis (4/3).

Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar menambahkan, 14 UKM yang diberi fasilitasi pembiayaan bergerak di bidang furnitur. "Fasilitas pembiayaan ini merupakan upaya Indonesia meningkatkan ekspor ke pasar tradisional, dan untuk mendukung peningkatan diversifikasi pasar," tutur dia.

Menurut Mahendra, fasilitasi ini diberikan karena melihat sejumlah eksportir yang mulai membuka pasar ke Timur Tengah sejak beberapa tahun lalu. "Maka, perlu diberi bantuan pembiayaan," katanya.

Direktur Eksekutif Lembaga Pembiayaan Ekspor, I Made Gde Erata mengatakan, telah menyediakan sejumlah fadilitasi pembiayaan untuk penetrasi ekspor ke negara-negara non tradisional. "Untuk penetrasi ke Timur Tengah dan Afrika bagian Utara, kami siapkan dana antara US$ 50 juta hingga US$ 100 juta," ujarnya.

Menurut pengurus Asosiasi Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Solo, Wisnu Broto, mengatakan penetrasi pengusaha furnitur ke Timur Tengah sudah dilakukan sejak masa krisis global. Asmindo melihat prospek yang baik untuk pasar furnitur di Timur Tengah.

Saat ini sudah ada satu perusahaan yang akan membangun 20 ribu unit resor yang satu unitnya senilai US$ 150 ribu. Namun, pengusaha takut memulai bisnis di pasar yang baru karena berisiko tinggi untuk gagal bayar. "Dengan adanya fasilitasi pembiayaan dari LPEI ini, maka risiko gagal bayar bisa teratasi," ujar Wisnu.

EKA UTAMI APRILIA
http://www.tempointeraktif.com

Selasa, 09 Maret 2010 Posted in | | 0 Comments »

One Responses to "Pengusaha Furnitur Dapat Pembiayaan Ekspor ke Timur Tengah"

Write a comment