JAKARTA. Permintaan kayu lapis Indonesia oleh pasar internasional mulai mengalami kenaikan. Tahun ini kenaikan ekspor diperkirakan mencapai 20%.
Kenaikan tersebut tidak hanya terjadi di pasar-pasar ekspor tradisonal Indonesia seperti Jepang, Uni Eropa, AS dan China, tetapi juga di pasar-pasar tujuan baru yang dinilai berpotensi seperti India dan Eropa Timur.
"Tahun ini kita memang sedang mencoba garap pasar baru yaitu India dan Eropa Timur, sudah ada yang diekspor kesana tetapi jumlahnya masih sangat kecil, pengiriman itu dilakukan oleh produsen-produsen yang memang memiliki kenalan di sana, dengn itu mudah-mudahan akan ada peningkatan ekspor sebesar 20%" ujar Wakil Ketua Asosiasi Panel Kayu Indonesia Abbas Adhar di Jakarta, Selasa (9/3).
Saat ini pasar ekspor kayu lapis Indonesia terbesar adalah Jepang dan Uni Eropa yang masing-masing berkontribusi sebesar 40% diikuti AS dan China yang masing-masing 10%. Dengan masuknya dua pasar baru, bukan berarti akan ada pembagian pangsa pasar.
"Kita belum tahu berapa bagian dua negara ini, belum ada data tentang hal itu," imbuh Abbas.
Dengan adanya kenaikan permintaan ekspor, maka produksi kayu lapis dalam negeri pun akan meningkat. Jika pada 2009 lalu produksi kayu lapis sekitar 2,5 juta m3, tahun ini diperkirakan bisa mencapai 3 juta m3.
Amailia Putri Hasniawati
One Responses to "Produksi Kayu Indonesia Laris Di Pasar Internasional"